Senin, 22 November 2010

Mimpi Indah Nan Mulia

Tadi malam, saya dan istri berbincang santai sambil membahas tema Financial Spiritual – Harta Yang Membawa Ke Surga – Majalah Ummi. Namanya ngobrol, ya pembahasannya kesana kemari dan kemana-mana.

Dalam obrolan itu, kami juga membicarakan seorang teman yang setiap tahunnya – setiap bulan Rhamadan lebih tepatnya – dia selalu menitipkan zakatnya kepada kami 10 – 20 juta setiap tahun, tentunya untuk kami salurkan kepada yang berhak dan biasanya kami menyerahkannya kepada beberapa yayasan dan lembaga yang terpercaya.
Hal itu sudah berlangsung selama lima tahun, dan ternyata ia tidak hanya menunaikan zakatnya melalui kami tapi kebeberapa tempat. Setiap tahun ia berzakat tidak kurang dari 200 juta, subhanallah semoga Allah melimpahkan keberkahan padamu kawan.

Kami makin larut dalam perbincangan, sampai kami membahas ada rumah tetangga yang akan dijual.
“Bi, Ummi pengen banget deh rumah itu,
Kalau ummi sama Sofi tahsin, kan tinggal lewat belakang,
Lagian kalau tempat tahsinnya gak muat, bisa pake belakang rumah kita.
Sekarang rame lho Bi yang ikut tahsin” ujar Istriku

Istriku melanjutkan ucapannya dengan berkata lirih
“Ya Allah, kalau kita bisa beli rumah itu. Ummi pengen wakafin deh belakang rumah kita untuk tempat tahsin.”

Ya Allah, mulia sekali mimpi istriku, kabulkanlah keinginannya ya Allah. Kataku dalam hati.

“Ya udah Yang, minta aja sama Allah. Kalau kita niat baik, pasti Allah memudahkannya.” kataku memberi semangat.

Tahsin dan tahfidz adalah program perbaikan bacaan dan menghafal al qur’an, kami sekeluarga adalah peserta lembaga tahsin tersebut. Harapan kami semoga kami menjadi keluarga al qura’an, keluarga penghafal dan pengamal al qur’an.

Istriku sayang masih asyik membaca Ummi dan saya tidak tahu sampai jam berapa dia bercengkrama dengan “Ummi” karena saya sudah terlelap.

Paginya sepulang shalat subuh berjamaah dan membaca al qur’an di mushala dekat rumah, sambil mengeluarkan jemuran dan motor saya bertanya pada istri.
“Emang rumah itu mau dijual berapa Yang?”
“Satu milyar, katanya……”

“Subhanallah, iya Yang….., Bener kata Abang tadi malam. Minta sama Allah, karena Abang belum sanggup membeli rumah semahal itu.”

Ya Allah Engkau Maha Mampu memberikan rumah itu kepada kami, doaku membatin.

E penonton (pembace) doain kite ye…

Jakarta 3 Nopember 2010

Syafri Delon Arifin

Tidak ada komentar: