Kamis, 23 Desember 2010

BANGKRUT PERMANEN

Pokoknya saya nggak terima dia bilang begitu, akan saya tuntut dia diakherat!.
Begitu kira-kira ucapan seorang teman, dan mungkin tak jarang kita mendengar ungkapan senada di sekitar kita.
Kata terakhir itu, akan saya tuntut dia diakherat!. Mengingatkan saya pada sebuah hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: “Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu? Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.' (HR muslim)

Mengerikan. Ternyata orang yang bangkrut menurut Rasulullah bukanlah orang yang tidak memiliki harta dan uang. Tetapi adalah orang yang pahalanya habis karena ucapan, sikap dan prilakunya sering menyakiti orang lain.

Dahsyatnya lagi orang tersebut kata Rasulullah adalah orang yang secara kasat mata adalah orang yang rajin beribadah, seperti shalat, puasa dan zakat.

Oleh sebab itu agar kita terhindar dari kebangkrutan permanent yang berujung neraka, seyogyanya kita selalu berhati-hati dalam berkata, bersikap, berbuat dan bertingkah laku. Jangan sampai ada orang yang tersakiti. Rasulullah mengingatkan kita seraya bersabda: "Seorang muslim (yang sejati) adalah orang yang mana kaum muslimin lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya. (HR Muslim)

Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa keshalihan pribadi harus berpengaruh pada keshalihan sosial. Taat pada Allah, baik pada sesama. Wallahu a’lam.

Syafri Delon Arifin

Tidak ada komentar: