يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (يونس: 5758-)
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS. Yunus : 57-58)
Pada ayat diatas Allah menjelaskan bahwa diatara fungsi Al Qur’an merupakan
- Mauizhah (pelajaran dari Allah).
Sesuatu yang sangat dahsyat bila kita renungkan. Bayangkan olehmu jika banyak orang menjadi hebat dan luar biasa ketika mereka belajar dari manusia, apatahlagi bila mereka mengambil pelajaran dari Allah, Allah yang mengajar dan membimbing mereka, daupatkah engkau membayangkan betapa hebat, dahsyat dan luar biasanya orang tersebut.
- Syifa’ (penyembuh hati)
Disini Allah menyebutkan kata syifa’ (penyembuh), bukan dawa’ (obat). Ini menunjukan bahwa Allah langsug pada intinya, karena tidak sedikit orang yang meminum obat misalnya belum tentu sembuh karena tidak cocok. Tapi kalau bahasanya penyembuh maka itulah yang diharapkan oleh manusia.
- Huda (Petunjuk)
Hidayah merupakan sesuatu yang sangat mahal, bahkan nabi saw pun tidak bisa memberi hidayah kepada pamannya yang sangat dicintainya, “Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak dapat memberikan petunjuk kepada orang yang engkau cintai, melainkan Allah memberikan petujuk kepada siapa saja yang dikehendaki”. (QS. Al-Qashash [28]: 56)
Maka tatkala Allah menawarkan hidayah kepadamu maka bersegeralah mengerjarnya dan mensyukurinya.
- Rahmat
Dalam ayat ini Allah juga menawarkan rahmatnya kepada kita, sesuatu yang biasanya hanya diberikan kepada orang-orang yang selalu berbuat baik. “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-A'raf: 56)
Maka hendaklah kita bergembira dengan karunia dan rahmat Allah ini, karena ia lebih baik daripada apa yang kita kumpulkan(harta).
Berinteraksi dengan Al Qur’an merukan aktifitas yang menyenangkan, berinteraksi dengan al qur’an bisa kita artikan dengan ; membacanya, memahaminya, mentadabburinya, menghafalnya, mempelajari dan mengajarkannya dan juga mengamalkannya.
Ada banyak keuntungan dan manfaat dalam berinteraksi dengan Al Qur’an, diantaranya adalah :
Memberi Syafa’at Pada Hari Qiyamat
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ (رواه مسلم)
Rasulullah saw bersabda : “Bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari qiyamat sebagai penolong bagi pembacanya”. (HR. Muslim).
Mendapatkan Kebaikan Yang Banyak
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Abdullah bin Mas’ud berkata, rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka dalam setiap hurufnya dia mendapatkan kebaikan, dan setiap kebaikan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الم satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”. (HR. At Tirmidzi).
Mendapatkan Anugrah Terbaik
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ وَفَضْلُ كَلَامِ اللَّهِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ
Dari Abu Sa’id berkata, rasulullah saw bersabda; Allah swt berfirman : “Barangsiapa yang yang sisbuk dengan Al Qur’an dan zikir niscaya Aku beri dia yang terbaik dari yang kuberikan kepada orang-orang yang meminta, dan keutamaan firman Allah atas perkataan yang lain seperti keutamaan Allah atas makhlukNya”. (HR. At Tirmidzi).
Mendapatkan Sakinah Dan Rahmat
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah berkumpul suatu kaum untuk membaca dan mempelajari Al Qur’an kecuali Allah menurunkan ketenangan dan rahmat, diliputi malaikat dan Allah meyebut nama mereka disisinya”. (HR. Muslim).
Merupakan Amal Terbaik
عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Dari Utsman ra, dari nabi saw bersabda : “Sebaik-baiknya akalian adalah yang orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Al Bukhari)
Menjadi Keluarga Allah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
Dari Anas bin Malik, rasulullah saw bersabda : ”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus- Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Membersihkan diri
Dikisahkan Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al Qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan mencoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.
Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?
Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”
Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.
Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.
Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.
Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.
Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”
Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam. (cerita dikutip dari note seorang sahabat).
Kisah Khalid bin Walid
Sahabat Khalid Ibnul Walid mengambil mushaf (Al Qur’an) sambil meneteskan air mata. Ia berkata “kami sibuk dengan berjihad, sehingga tak sempat membacamu”.
Subhanallah. Renugkan olehmu wahai diri, betapa indahnya udzur seorang Kholid. Ia tak sempat membaca Al Qur’an sebab beliau sibuk mengamalkan Al Qur’an.
Jika hari ini engkau tak sempat membaca Al Qur’an, apa alasanmu???
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu berinteraksi dengan Al Qur’an dan mendapat keuntugan dan manfaatnya sehigga kita menjadi orang-orang yang berbahagia bersama Al Qur’an. Amiin.
Syafri Delon Arifin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar