Jumat, 22 Mei 2009

KISAH KERIS, BATU DAN BAUT

Sepulang dari kantor wali kota saya, istri dan anak, makan siang di sebuah rumah makan padang. Sambil makan dan walau baru kenal, saya akrab bercakap-cakap dengan pemilik rumah makan tersebut dan entah kenapa dia menunjukan beberapa benda kepada saya, seraya bertanya. Benda itu adalah keris kecil terbuat dari kaleng, batu putih dan baut, katanya benda-benda itu ia temukan terbungkus tisu di gerobak (tempat makanan terdisplay di rumah makan) "Apa artinya ini da?", katanya.
Saya ambil benda-benda tersebut sambil tersenyum, dan saya mulai menjelaskannya. Benda-benda ini tak lebih dari sekedar benda-benda mati yang tidak ada bahaya dan manfaatnya bagi kita.

"Keris ini hanya kaleng biasa kan?" saya bilang sambil membengkokan keris tersebut, batu ini, ya batu biasa, dan baut? ya baut. Kita gak usah berfikir yang aneh-aneh, cukup kita logikakan dan kita lihat kasatnya saja.

"Da", saya bilang. "Tidak ada satupun yang terjadi di alam ini keculi telah di etapkan dan di tentukan oleh Allah. Begitu juga dengan kita, apapun yang terjadi pada kita, apakah itu sesuatu yang baik atau hal yang buruk tidak terlepas dari ketentuan Allah. Bukan karena benda-benda itu."

Allah berpesan “Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS At Taubah: 51).

Abdullah Bin Abbas -semoga Allah meridoinya- meriwayatkan, "Aku berada di belakang Rasulullah saw. Beliau mengatakan, Nak, Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan dapati Dia ada di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah; dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa jika seluruh umat berhimpun untuk memberikan manfaat (keselamatan) kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya selain apa yang sudah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya seluruh umat berhimpun untuk menecelakakanmu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali kecelakaan yang memang sudah Allah tetapkan untukmu. Telah diangkat pena dan telah kering lembaran-lembaran." (HR. At-Tirmidzi).

Dan dalam riwayat selaian dari At-Tirmidzi, Rasulullah SAW. bersabda, "Jagalah Allah niscaya kamu akan mendapati-Nya di depanmu; kenalilah Allah pada saat mendapat kemudahan, niscaya Dia akan mengenalmu saat kamu mendapat kesulitan. Ketahuilah bahwa apa yang bukan jatahmu tidak akan mengenaimu dan apa yang menjadi jatahmu tidak akan salah sasaran. Ketahuilah bahwa pertolongan Allah bersama kesabaran; kelapangan ada bersama kesempitan; dan kemudahan ada bersama kesulitan." (HR. Al-Hakim dan Ahmad).

Saya punya cerita da. Dulu ada seorang santri yang rajin solat malam, suatu saat ketika ia ingin sholat malam dan hendak berwudhu, ia menemukan sesuatu. Kain putih berisi silet, jarum dan beras. Tanpa berpikir panjang dibuanglah benda tadi.

Seminggu berlalu, tidak terjadi apa-apa. Minggu selanjutnya dia menemukan benda yang sama untuk kedua kalinya. Ia pun membuang benda itu lagi, seminggu berlalu, masih tidak terjadi apa-apa. Sampai pada minggu berikutnya dia menemukan benda yang sama untuk ketiga kalinya. Kali ini dia tidak segera membuang benda tersebut, ia berpikir. Jangan-jangan ini santet ujarnya dan pada saat yang sama ia muntah darah.

Kenapa da, kenapa pada minggu pertama dan kedua tidak terjadi apa-apa, dan pada minggu ketiga dia muntah darah. Karena “Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu”. Begitu kata Allah dalam sebuah hadis qudsi.

Jadi da, kalau kita menemukan sesuatu, cukup kita logikakan dan kita kembalikan pada fungsi aslinya. Dan jangan lupa untuk memohon perlindungan kepada Allah. Kalau Allah yang melindungi kita, tidak ada yang dapat mencelakakan kita. "Iya da" katanya.

Diakhir percakapan saya memberinya buku Doa Rosulullah pagi dan petang. Baca do’a-do’a dalam buku ini da. Semoga Allah selalu melindungi kita.

Ya Allah kami berlindung kepadaMu dari perbuatan syirik yang kami ketahui, dan kami memohon ampunanMu dari perbuatan syirik yang tidak kami ketahui.

Syafri Delon Arifin

Tidak ada komentar: